BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan hal yang
sangat urgen dalam kehidupan, baik itu anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang
tua. Jika seseorang tidak memahami ajaran agama dengan baik, maka tak heran
jika perbuatan dan perilakunya sangat jauh dari dikatakan baik. Apabila seorang
manusia tidak dibekali ilmu agama sejak dini maka di masa mendatang akan sulit
untuk mempelajari mulai dari awal, namun itu tidak bisa digeneralisir tapi pada
umumnya memang seperti itu. Apalagi remaja, kata ini tidak asing bagi setiap
insan karena pada masa inilah pembentukan karakter dari setiap manusia
ditentukan. Remaja identik dengan kondisi labil dan penuh gejolak baik yang
baik maupun yang buruk, tinggal tergantung pemahaman merka masing-masing.[1]
Pada masa inilah berbagai
tawaran dan tantangan dihadapkan bagi eorang remaja, apabila dalam pembentukan
pemahaman mereka baik dan tertata untuk disiapkan menjadi anak yang boleh maka tidak akan terlalu khawatir namun jika arahan itu tidak ada dan
kontrol yang kurang maka tidak menutup kemungkinan mereka akan mencoba berbagai
hal yang menantang dan cenderung negatif. Karenanyalah pendidikan agama bagi
remaja sangatlah penting utnutk meluruskan berbagai persepsinya yang salah dan
memberikan modal keimanan untuk mengarungi hidupnya dimasa mendatang. Ironisnya
sebagian pihak hanya menumpukan pendidikan agama di sekolah yang hanya ada 2
jam pelajaran dalam seminggu. Disisi lain keluarga kurang memperhatikan
kemampuan mereka dalam memahami anaknya tentang kebutuhan tersebut maka ini
menjadi masalah yang krusial bagi sekolah dalam memberikan bimbingan dan
perhatian pada sisi agama.
Didalam kelas rata-rata terdapat 40 siswa
yang dibimbing oleh seorang guru agama, memang secara klasikal itu bisa tetapi
akan sangat sulit dalam membentuk watak dan karakter mereka menjadi lebih
berakhlakul karimah karena itu harus ada usaha ekstra keras dalam memperhatikan
mereka dengan mengadakan pendampingan secara pribadi dan pendekatan secara
persuasif. Karena itu dalam penelitian tindakan kelas ini akan di bahas
mengenai ”Peningkatan pemahaman materi PAI dengan melakukan pendampingan diluar
jam Efektif KBM”. Harapanya dari penelitian ini dapat mengungkapkan berbagi
permasalahan remaja yang tidak kunjung selesai beserta pendekatannya yang
dirasa efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah pendidikan agama islam sangat
signifikan dalam membentuk karakter jiwa anak didik di SMP Negeri I Sibolga?
2. Apa dan bagaimana harapan mereka untuk
perkembangan agama dalam perubahan paradigma berfikir dan perilaku sehari-hari
?
3. Seberapa penting pengaruh dari
pendampingan diluar jam KBM dalam meningkatkan pemahaman Agamanya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
:
1. Mengetahui apakah metode pendampingan
dapat meningkatkan pemahaman Agama dari siswa di SMP Negeri I Sibolga.
2. Mengetahui seberapa efektif perubahan yang
didapat dari seorang siswa setelah mengikuti berbagai perlakuan dari pendekatan
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Dari berbagai penelitian dan
pendekatan ini diharapkan menghasilkan manfaat positif dari semua pihak, adapun
beberpa manfaat tersebut yaitu :
1.
Siswa
Dengan pendekatan ini diharapkan siswa bisa mengatasi berbagai masalahannya
sekaligus mampu merubah berbagai sikap negatif menjadi positif khsususnya di
bidang moral dan agamanya.
2.
Peneliti (guru)
Metode ini akan dapat
mengungkap pentingnya pendekatan pada para siswanya agar memiliki kepribadian
dan akhlakul karimah.
3.
Lembaga
Akan membantu kinerja sekolah secara riil dalam merubah tingkah laku dan
kepribadian siswa secara positif sesuai dengan visi dan misi sekolah sendiri.
E. Hipotesis
Dari uraian latar belakang dan
rumusan masalah diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan sementara
(hipotesis) bahwa dengan adanya pendekatan
dan pendampingan diluar sekolah, siswa mampu merubah sikap dan kepribadiaannya
seiring dengan pemahaman agama yang diberikan secara intensif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Pengertian PAI
Agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia karena merupakan naluri yang
terdalam dari setiap insan.[2] Karenanyalah dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya seorang siswa seharusnya dibelakali pemahaman agama islam yang kokoh
agar hidupnya terarah dengan baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha
sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati
dan mengamalkan hingga mengimani ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan atau latihan.[3] Hal itu juga dibarengi dengan tuntutan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3:
2002). PAI yang hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya
juga dimaksudkan sebagai tumpuan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
maupun di luar sekolah secara informal.
Jadi berbicara tentang PAI maka dapat
dimaknai dalam dua pengertian : sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama
islam, amupun sebagai bahan kajian yang menjadi materi proses itu sendiri.
Menurut Zakiyah Daradjat (1987: 87) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai
pandangan hidup.
Tayar Yusuf (1986: 35) mengartikan
Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa kepada
Allah SWT, sedangkan menurut A. Tafsir Pendidikan Agama Islam Adalah bimbingan
yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai
dengan ajaran Islam. Adapun istilah pendidikan dalam islam pada umumnya mengacu
pada istilah al-Tarbiyah,
al-Ta’dib, dan al-Ta’lim. namun dari ketiga
istilah tersebut yang lebih populer dan sering digunakan adalah kata al
Tarbiyah. Dalam kontek yang lebih luas kata al Tarbiyah memiliki empat unsur
pendekatan, yaitu (1) memelihara dan menjaga Fitrah anak didik menjelang dewasa
(baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi memuju kesempurnaan. (3)
mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. (4) melaksanakan pendidikan
secara bertahap.[4]
Menurut As Syaibaniy mengemukakan
tentang pendidikan islam sebagaai proses mengubah tingkah laku individu peserta
didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar dan proses tersebut
dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi
dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.[5]
Sehingga dari har tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwasnnya pendidikan
islam merupakan suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat
mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi ajaran islam.
- Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan adalah orientasi yang dipilih pendidik dalam membimbing
peserta didiknya dan pemilihan merupakan penilaian, karenanya manakal pendidik
telah menentukan pilihannya, sesungguhnya ia telah mengutamakan sebagian nilai
atas sebaian yang lain. Dengan
demikain pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai.
Menurut Muhammad Athiyah al Abrasyi tujuan pendidikan islam terdiri atas 5
sasaran, yaitu : [6]
a.
Membentuk akhlak mulia
b.
Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
c.
Persiapan untuk mencari rizki dan memlihara segi
kemanfaatannya
d.
Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik
e.
Mempersiapkan tenaga professional yang terampil
Adapun dalam kongres se-Dunia
ke II tentang Pendidikan Islam di Islamabad pada tahun 1980, menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan islam
adalah untuk menacpai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta
didik pen.)secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa,
akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional; perasaan dan indera.
Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah
peserta didik; aspek spiritual, intelektual, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik
secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut
berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim
terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara
pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia. [7]
Tujuan pendidikan merupakan
masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fungsi-fungsi
yang dipikulnya, yaitu antara lain :
Pertama, tujuan pendidikan
mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi ini menunjukkan pentingnya perumusan dan
pembatasan tujuan pendidikan secara jelas. Tanpa tujuan yang jelas, proses
pendidikan akan berjalan tidak efektif dan tidak efisien.
Kedua, tujuan pendidikan
mengakhiri usaha pendidikan. Apabila tujuannya telah tercapai, maka berakhir
pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuannya tercepai,
sesungguhnya belum dapat disebut berakhir, tetapi hanya mengalami kegagagalan
yang antara lain disebabkan tidak jelasnya rumusan tujuan pendidikan.
Ketiga, tujuan pendidikan disatu sisi membatasi lingkup suatu usaha
pendidikan, tetapi disisi lain mempengaruhi dinamikanya. Hal ini disebabkan
pendidikan merupakan berproses yang didalamnya usaha-usaha pokok dan
usaha-usaha parsial saling terkait.
Keempat, tujuan pendidikan
memberi semangat dan dorongan untuk melaksanakan pendidikan. Hal ini berlaku
juga pada setiap perbuatan. Sebagai contoh, seseorang diperintah untuk berjalan
di jalan tertentu tanpa dijelaskan kepadanya mengapa ia harus menempuh jalan
itu. Dengan perintah yang demikian, barang kali orang akan ragu-ragu dan
berakibat ia akan berjalan lambat karena tidak mempunyai arah yang pasti.[8]
- Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pada hakikatnya, pendidikan islam adalah suatu proses yang berlangsung
secara continue dan berkesinambungan. Berdasasrkan hal ini, maka tugas dan
fungsi yang perlu diemban oleh pendidikan islam adalah pendidikan manusia
seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas dan
fungsi pendidikan memilki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan
berkembang secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.
Secara umum tugas pendidikan islam adalah membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya
sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan
fasilitaas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjala dengan lancar.[9]
Bila dilihat secara
operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu :
1.
Alat
untuk memlihara, memperluas dan menghubungkan tngkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan social serta ide-ide masyarakat dan nasional.
2.
Alat
untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya,
upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skil yang dimilki,
serta melatih tenaga-tenaga manusia (peserta didik) yang produktifdalam
menemukan perimbangan perubahan social dan ekonomi yang demikian dinamis.
- Landasan Pendidikan Agama Islam Menurut Al Qur’an
Al-Qur’an merupakan Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dengan perantara Malaikat Jibril sebagai petunjuk bagi umat manusia di dunia
ini.
Menetapkan Al Qur’an dan
Hadits sebagai dasar pendidikan islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran
yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang
terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat
dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al
qur’an tidak ada keraguan padanya. Ia tetap terpelihara kesucian dan kebenarannya,
baik dalam pembinaan aspek pendidikan maupun social budaya.
y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w
|=÷u
¡ ÏmÏù ¡ Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Dalam ayat-ayat yang lain juga dijelaskan tentang apa itu Al qur’an:
¨bÎ) #x»yd tb#uäöà)ø9$# Ïöku ÓÉL¯=Ï9 Ïf ãPuqø%r& çÅe³u;ãur tûüÏZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# tbqè=yJ÷èt ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; #\ô_r& #ZÎ6x. ÇÒÈ
“Sesungguhnya
Al Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar”. (Q.S. Al Isra’ ayat 9 )
Ayat-ayat semacam ini menegaskan bahwa tujuan al Qur’an adalah memberi petunjuk kepasdd umat manusia.
Tujuan ini hanya akan tercapai dengan memperbaiki hati dan akal manusia dengan
akidah-akidah yang benar dan akhlaq yang mulia serta mengarahkan tingkah laku
mereka kepada perbuatan yang baik.
Petunjuk Al-Qur’an,
sebgai mana dikemukakan Mahmud Saltut, dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yang disebutnay sebagai maksud-maksud al Qur’an, yaitu:
- Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut manusia dan tersimpul dalam keimanan akan ke Esaan Tuhan serta kepercayaan akan kepastian adanya hari akhir.
- Petunjuk mengenai akhlaq yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan, baik individual maupun kelompok.
- Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dqalam hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.
Dalam Al qur’an juga terdapat berbagai macam permasalahan yang menyangkut
hidup manusia di dunia. Salah satunya dalam Al qur’an menjelaskan tentang
pendidikan, yang mana pendidikan merupakan perkara atau hal yang harus
ditempuh/dikerjakan oleh setiap manusia, dan ini merupakan salah satu cara
untuk memberikan petunjuk bagi manusia dengan belajar/mempelajari tentang semua
yang ada di dunia ini.
- Landasan Pendidikan Agama Islam Menurut Hadits
Demikain pula dengan kebenaran hadits sebagai dasar kedua bagi pendidikan islam, secara umum
hadits difahami sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, serta ketetapannya. Sebagaimana yang
dicontohkan Rosulullah :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة
Artinya: “Sunguh terdapat
contoh teladan pada diri Rasulullah”
Secara lebih luas, dasar
pendidikan islam menurut Sa’id Ismail Ali sebagaiman dikutip langsung terdiri
atas 6 macam, yaitu; Al Qur’an, Sunnah, Qaul al Shahabat, Masalih al Mursalah,
Urf, dan pemikiran hasil Ijtihad inteletual muslim.[10]
- Landasan Pendidikan Agama Islam Menurut Undang-Undang Pendidikan
UU Nomor 22 tahun 1999 PP Nomor 25 tahun 2000 dan UU Nomor 20 tahun 2003,
Dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Pengertian Pendampingan
Merupakan usaha sadar untuk
mengajak dan mengarahkan pada suatu kondisi yang stabil karena masa remaja
terdapat kondisi entropy dimana kesadaran masih harus disusun lebih baik
lagi baik pengetahuan. Perasaan dan sikap. Karenanya itu seorang siswa harus
senantiasa dipantau dan perlu perhatikan khusus agar tetap
terarah segala tingkah polah kehidupan sehari-hari, apabila lalai sedikit maka
tidak heran jika terkadang mereka mencoba sesuatu yang dianggapnya baru
walaupun itu perbuatan yang nista dan tercela.
Tak jarang ketika dalam
kehidupan keluarganya mengalamai friksi atau konflik mereka menjadi terganggu
dalam konsentrasi belajar disekolah. Apabila mereka tidak memiliki bekal agama
yang cukup maka sekalo lagi mereka akan mencari tempat penenangan yang
terkadang tidak sesuai dengan norma yang ada, maka disinilah pentingnya suatu
pendampingan dan perhatian khusus untuk membantu menyelesaikan segala
permasalahan dan konfilk yang mereka hadapi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Sibolga yang merupakan
Sekolah Menengah Pertama yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan semenjak tahun 1984. SMP Negeri I Sibolga merupakan salah satu sekolah yang
didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai, di mana SMP Negeri I Sibolga memiliki 41 guru
tetap, 2 Guru BP, dan 2 pegawai TU. Dari 41 guru di atas
semuanya lulusan S-1 dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sumatra Utara dan sekitarnya. Selain itu
untuk mengembangkan SDM yang berkualitas, SMP Negeri I Sibolga menyediakan
berbagai fasilitas pendukung akademik diantaranya adalah ruang belajar, ruang
praktikum, ruang komputer, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang
UKS, koperasi, Perpustakaan, dan ruang BP. Dalam kegiatan Belajar Mengajar SMP Negeri I Sibolga semua
siswanya dari kelas satu sampai kelas tiga masuk pagi.
Dalam Penelitian tindakan
kelas ini peneliti akan memfokuskan pada siswa kelas VII A dan VII B SMP Negeri I Sibolga. Adapun
Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis
dan refleksi yang akan menjadi dasar pijakan untuk langkah berikutnya. Sesuai
dengan tujuan penelitian, rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan
Penelitian Tindakan. Rancangan penelitian ini cocok untuk mengembangkan produk
sesuai dengan kondisi subyek maupun pemecahan masalah yang timbul dalam
pelaksanaan suatu program. Diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan
output yang benar-benar dapat mengatasi segala masalahnya dengan tepat dan
mempunyai pemahaman untuk melaksanakan ajaran Agama secara proporsional.
B. Rencana Tindakan
Dalam kegiatan belajar mengajar PAI di SMP Negeri I Sibolga ini untuk lebih
memudahkan dalam penyampaian materi dan pencapaian yang maksimal maka tentunya
ada metode khsusus yang di gunakan. Melihat realitas di kelas dengan jumlah 40
siswa sedang rata-rata umur antara 13-15 th, maka peneliti menggunakan metode
ceramah dan resitasi (penugasan) ini untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Sedangkan dilihat dari proses selama belajar mengajar pada waktu peneliti masuk
kelas ada signifikansi terhadap pembelajaran yang peneliti lakukan. Hal ini
peneliti mempunyai keyakinan bahwa dalam mengoptimalisasi pembelajaran PAI di
SMP Negeri I Sibolga ini lebih tepat dengan menggunakan metode
ceramah dan resitasi (penugasan).
Melihat realita dan kondisi kelas selama proses
belajar mengajar maka perlu sekali untuk dilakukan penerapan metode yang tepat
dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal
dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Dalam penerapan metode ceramah dan
resitasi ini sebenarnya kurang bisa mengenai dengan kemauan siswa, karenanya
siswa sebagai obyek dalam belajar seharusnya lebih aktif dan kreatif dalam
kelas. Penggunaan metode ceramah ini dimaksud karena dari beberapa metode yang
peneliti gunakan ternyata lebih mendapat tanggapan yang hangat dari pada
metode-metode yang lain, selain itu juga meode ini bisa membangkitkan motovasi
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, karenanya penggunaan metode
inidipakai peneliti dalam kegiatan belajar mengajar
Setelah beberapa kali peneliti menerapkan metode
ceramah dan resitasi ini peneliti melihat adanya peningkatan dalam prestasi
belajar, sementara awal sebelum penggunaan metode ceramah kurang bisa diterima
siswa dalam belajar. Apalagi materi pendidikan agama islam dalam sekolah sangat
minim sekali waktu yang disediakan, belum lagi materi yang harus disampaikan
kepada siswa yang sangat banyak karenanya materi harus menyesuaikan waktu yang
ada dan kondisi kelas. Karenayalah ada kegiatan pendampingan atau tambahan
pelajran materi agama islam di luar jam pelajaran atau yang biasa disebut
dengan halaqoh atau training. Peneliti melakukannya 2 kali dalam setiap
minggunya sehingga benar-benar diharapkan mampu membimbing mereka secara
intensif. Dari setiap pertemuan dibahas materi yang cukup menarik dan
menyenangkan, tentunya dengan menggunakan media dan teknologi, sehingga dengan
tanpa paksaan mereka akan hadir pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan
I (Senin,
3
Desember
2012)
1.
Tahap Awal
§
Salam Pembuka
§ Perkenalan dengan siswa dengan memberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah
§
Absensi
2.
Tahap Inti
§ Peneliti mengadakan appersepsi terhadap
murid.
§ Peneliti menerangkan materi materi tentang
ikhlas, pengertian, kedudukan, serta ciri-ciri orang yang ikhlas
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
3.
Tahap Akhir
§ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan
dari peneliti secara tertulis.
§ Memberikan motivasi agar senantiasa
beramal dengan ikhlas dan sabar.
§ Peneliti membenarkan kesimpulan dan
menambah kesimpulan yang telah disebutkan
§
Berdoa dan salam penutup
Pertemuan II (Kamis,
6 Desember 2012)
1.Tahap Awal
§
Salam Pembuka
§ Memberikan review pelajaran terdahulu
§ Mengecek tugas/hafalan yang telah
diberikan sebelumnya
2.Tahap Inti
§ Peneliti mengadakan appersepsi terhadap
murid.
§ Peneliti menerangkan materi materi tentang
beriman pada Allah dan bagai mana membuktikan kebenaran adanya Allah
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
3.Tahap Akhir
§ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan
dari peneliti secara tertulis.
§ Peneliti memberikan motivasi agar
senantiasa memikirkan segala bentuk penciptaan dimukabumi ini agar lebih
menambha keimanan kepadaNya.
Peneliti membenarkan
kesimpulan dan menambah kesimpulan yang telah disebutkan
§
Berdoa dan salam penutup
Pertemuan III (Selasa,
11 Desember 2012)
1.
Tahap Awal
Ø
Salam pembuka
Ø
Mengulas kembali dan mencoba menanyakan materi
yang terdahulu.
2.
Tahap Inti
Ø
Peneliti menjelaskan materi tentang pengertian
dan fungsi Iman kepada Allah SWT. Sekaligus kedudukan manusia dalam kehidupan
dunia ini.
Ø
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
3.
Tahap Akhir
Ø Peneliti
memberikan tugas mencari dalil naqli tentang fungsi Iman kepada Allah SWT
Ø
Do’a bersama dan salam penutup
Pertemuan IV (Sabtu, 15 Desember 2012)
1.
Tahap Awal
Ø
Salam pembuka
Ø Review dan feedback dari materi yang lalu
2.
Tahap inti
Ø
Peneliti menjelaskan materi tentang sifat-sifat
wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah SWT
Ø
Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
menyebutkan macam-macam ciptaan Allah SWT
Ø
Menyimpulkan semua informasi yang telah
diterima.
3.
Tahap akhir
Ø
Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta
Didik agar tetap berusaha untuk terus berlatih bagaimana supaya mereka mampu
menguasai materi pendidikan Agama Islam.
Ø
Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan
Ø Do’a bersama dan salam penutup.
C. Rencana Perekaman Data
Pada setiap harinya dilakukan
presensi kelompok, dari presensi tersebut didapat beberapa orang yang
benar-benar menguasai materi yang telah diberikan secara komprehensif atau
tidak. Jika materi itu sudah mampu diserap oleh peserta didik dengan baik maka
materi bisa dilanjutkan dengan menginjak materi berikutnya, namun jika ada
beberapa tau banyak dari materi tersebut masih belum dipahami secara riil maka
peneliti akan berusaha mengulainya dengan bahas ayang lebih sederhana.
Untuk menguatkan materi atau
melihat respon mereka maka diberikan waktu untuk mengajukan pertanyaan dari
beberapa hal yangtelah disampaikan sebelumnya sehingga akan sangat jelas sekali
siapa yang mampu menyerap dengan baik dan yang maih agak sulit menerimanya.
Jika ada yang sangat sulit dalam menerimanya maka dilakukan pendekatan lebih khusus
lagi dengan menanyakan secara persuasif hal-hal yang dianggap sulit untuk
diterima dan faktor-faktor apa yang membuatnya seperti itu.
D. Data dan Cara Pengumpulannya
Dalam hal ini pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada obyek
penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka penulis menggunakan metode :
a.
Metode Interview
Metode interviev yaitu merupakan suatu proses tanya jawab lesan, dimana
dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat
muka yang lain mendengarkan dengan telingannya sendiri, suara merupakan alat
kesimpulan informai yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang
terpendam (tercatat ) atau interest.[11]
Jadi setelah melakukan pembahasana materi PAI di luar jam pelajaran ditanya
tentang apa yang telah menjadi masukan dalam dirinya.
b. Metode Observasi
Yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode penyelidikan yang
dilakukandengan jalan pengindraan pada obyek yang sengaja dan mengadakan
pencatatan.[12]
Metode ini sangat tepat untuk mengetahui obyek secara langsung tentang
suatu peristiwa, kejadian maupun masalah yang sedang terjadi di lapangan
penelitian. Dalam hal ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data
lengkap mengenai kondisi umum, lingkungan sekolah, kegiatan proses belajar
mengajar, keadaan dan fasilitas belajar, kurikulum pembelajaran, metode
pengajaran maupun kondisi belajar siswa.
Tidak jarang jika seorang anak didik diluar jam pelajaran diajak untuk
berkomunikasi tentang berbagai permasalahan yang menimpa dirinya atau keluarganya
sehingga disitu akan terjadi keterbukaan dan akan dengan mudah diselesaikan
dengan solusi agama yang dipahaminya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Setelah peneliti melakukan pendekatan dan pendampingan secara intensif
tentang pendidikan Agama Islam ternyata didapat berbagai perubahan sikap dan
tingkah laku secara positif sehingga bisa dikatakan berhasil. Dari segi
kognitif mereka lebih mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang agama dan
mau komitmen dalam berubah untuk menjadi lebih baik. Disinilah titik awal dalam perubahan sikap dan
sifat anak-anak menjadi dewasa lahir dan batin. Namun perubahan itu akan segere
pupuis tatkala tidak ada pendampingan secara intensif karenanya kegiatan
pendampingan ini dilakukan sepanjang waktu dan lebih mengajak mereka untuk
memahami islam secara utuh.
Memang dalam perubahan siswa
tidak sangat cepat namun semua itu tergantung dari pribadi siswa sekaligus
motivasi yang ditanamkan sehingga antar satu siswa dengan siswa yang lain
mempunyai perubahan yang beragam. Namun sekali lagi perubahan tersebut bisa
dikatakan signifikan minimal dari segi pemahamannya dan berikutnya akan
membentuk karakter dari setiap pribadi para siswa.
Namun tidak semua bisa ikut
dalam kegiatan diluar sekolah sehingga hanya orang-orang atau siswa yang mau
saja dan mempunyai tekad yang positif dalam merubah dirinya. Dari sisnilah
sudah dapat diketahui bahwa mereka adalah orang-orang yang haus dengan
pemahaman agama tau bahkan yang ingin menggali agama lebih dalam sehingga termasuk
orang-orang yang serius dalam belajar. Maka tidak heran jika perubahan mereka
sangat signifikan dan tidak membutuhkan terlalu banyak arahan, namun itu tidak
bisa di generalisir hanya saja semua itu tergantung dari kecakapan dari seorang
pendidik dalam negarahkan anak didiknya dan yang paling penting adalah
kesunguhan dalam berubah dari diri anak didik itu sendiri. Siswa rela menunda
kepulangannya untuk mengikuti kegiatan tambahan materi PAI atau biasa disebut
kajian keislaman atau bisa disebut pula dengan halaqoh patut mendapat acungan
jempol.
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
Dari paparan data diatas dapat
diketahui bahwa, efektifitas penerapan pendampingan dalam memberikan materi PAI
diluar jam efektif KBM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan pemahamannya
dalam pendidikan agama islam, dan selanjutnya dapat diambil kesimpulan,
diantaranya :
1. Siswa
mendapatkan akselerasi pemahaman yang drastis karena dilakukan diluar jam
efektif dan dengan jumlah peserta yang ideal saja.
2. Respon atau minat siswa terhadap mata
pelajaran pendidikan agama islam dapat dirangsang dengan metode yang efektif
dan efesien, yakni pendekatan secara persuasif dan penuh perhatian khusus agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
Selaku penulis sekaligus
pengamat, dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa
kami berikan demi kemajuan dan perkembangan pembelajaran pendidikan agama
islam. Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah:
- Dalam memberikan pendampingan seharusnya dilakukan secara persuasif dan di kemas dengan format yang semenarik mungkin agar mereka merasa senang sehingga datang dengan sukarela.
- Agar sekolah mengembangkan metode dan cara tersebut agar siswa mempunyai kompetensi yang cukup dalam memahami PAI secara komprehensif agar tidak bersifat kognitif semata. Sehingga dukungan moril dan materiil dari pihak sekolah sangat dibutuhkan dalam perkembangan mental dan akhlah peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sujanto., Psikologi Perkembangan. Aksara
Baru. Jakarta. 1980.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian, Renika
Cipta.Jakarta, 1998.
Arikunto, Suahrsimi..
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Rineka Cipta. Jakarta.
1985.
Athiyah
Mohammad al Abrasyi, Dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan
Bintang, 1984.
An
Nahlawi Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung,
CV Diponegoro 1992.
BDM Al Hikmah. Mutiara
Islam yang Hilang. IKIP Malang. 2002
Hadi, Sutrisno. Metedologi
research 1, YPFP Universitas Gajah Mada, Yogyakarta : cet XXIV.1993.
Hadi, Sutrisno. Metodelogi Research II.Andi
offset.cet xx,yogyakarta,1989.
Nizar, H. Samsul Dr. M. A, Filsafat
Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta,
Ciputat Pers, 2002.
Noer Aly, Hery Drs., MA, Ilmu
Pendidikan Islam, LOGOS Wacana ilmu, Jakarta, 1999
Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Umum dan SLB, Departemen Agama RI, 2003.
[4] Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-prinsip
dan Metode Pendidikan Islam, Bandung, CV Diponegoro 1992. Hal. 32
[5] Dr. H. Samsul Nizar,
M. A, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta,
Ciputat Pers, 2002. Hal 31
[6] Mohammad Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar pokok
Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan BIntang, 1984. Hal. 4
[10] ibid, hlm 35.
TERIMAKASIH REPERENSINYA
BalasHapussip sip mtr nuwun gus
BalasHapus